Mengapa Biaya Operasional Mobil Listrik Lebih Hemat? Ini Yang Bikin Efisien!

jejakban.id – Pasti sudah banyak yang denger review dari penggunanya sendiri kalau ternyata mobil listrik lebih hemat. Mobil listrik hadir sebagai alternatif dengan biaya operasional yang lebih efisien di saat harga bahan bakar yang naik turun mengikuti harga minyak dunia.

Mungkin secara hitung-hitungan konversi energi, memang lebih banyak energi yang terbuang dalam proses produksi energi listrik. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa pengeluaran operasional mobil listrik ternyata lebih ekonomis.

Ini dia alasan kenapa pake mobil listrik lebih murah.

1. Operasional Mobil Listrik Lebih Hemat Karena Harga Energi Listrik yang Lebih Terjangkau

Salah satu alasan utama mengapa mobil listrik semakin diminati adalah biaya operasionalnya yang jauh lebih hemat dibandingkan mobil berbahan bakar bensin.

Dengan tarif listrik rumah tangga rata-rata sekitar Rp 1.444,7 per kWh, mobil listrik seperti Tesla Model 3 dan Hyundai Ioniq hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 190.- sampai Rp 240.- untuk menempuh satu kilometer.

Bandingkan dengan mobil bensin seperti Toyota Yaris atau Honda CR-V yang membutuhkan Rp 500.- hingga Rp 1.000.- per kilometer, tergantung injakan pedal gas dan harga bahan bakar.

infografis perbandingan biaya operasional mobil listrik dan mobil bensin – jejakban.id

Terbukti, reviewer-reviewer di YouTube sudah banyak yang membuktikan untuk trip luar kota, mobil listrik bisa lebih hemat dalam pengeluaran listrik.

Misalnya, untuk trip Jakarta-Surabaya via tol Trans Jawa (±780 km), berikut perbandingan pengeluarannya.

  • Hyundai IoniqRp 190.000.- untuk biaya listrik
  • Tesla Model 3Rp 200.000.- unuk biaya listrik
  • Toyota Yaris – Rp 450.000.- untuk biaya bensin
  • Honda CR-V – Rp 780.000.- untuk biaya bensin

Harga produksi energi listrik yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga bensin menjadi salah satu faktor utama yang membuat biaya operasional mobil listrik lebih terjangkau.

2. Mesin Dinamo Motor Mobil Listrik Tidak Menyala ketika Berhenti di Lampu Merah/Kemacetan

Mobil listrik berbeda dengan mobil bensin yang mesinnya terus menyala ketika berhenti di lampu merah dan di kemacetan.

Mobil listrik tidak membakar energi saat berhenti, karena motor listriknya hanya bekerja saat pedal akselerasi diinjak. Dengan begitu, ketika terjebak di kemacetan mobil listrik hanya menghabiskan dayanya untuk kebutuhan AC dan entertainment saja.

3. Mobil Listrik Tidak Perlu Dipanaskan

Sebenarnya mobil bensin juga tidak perlu dipanaskan, karena mobil bensin modern biasanya sudah dilengkapi dengan ECU yang canggih. ECU bisa mengontrol batasan RPM dan juga AFR sehingga mobil bensin bisa bekerja dengan baik meskipun belum mencapai suhu yang optimal.

Namun, banyak yang masih melakukan pemanasan pada mesin bensin untuk memastikan mesin mencapai suhu operasional ideal. Padahal, proses ini juga menghabiskan bensin.

Sementara mobil listrik tidak perlu dipanaskan terlebih dahulu. Selain menghemat energi, proses ini juga menghemat waktu.

4. Lebih Minim Maintenance dan Fast Moving Part

Mobil listrik bisa dibilang lebih low maintenance. Hal ini karena mobil listrik tidak memerlukan ganti oli serta pergantian part seperti busi, filter udara, dan filter oli. Mobil listrik juga bebas masalah dari masalah seperti timing belt berisik, kompresi bocor, dan oli yang merembes ke coolant.

Sistem penggerak mobil listrik jauh lebih sederhana, dengan komponen seperti baterai, inverter, dan PCM (Powertrain Control Modul) atau DCU (Drive Control Unit).

mobil listrik menggunakan plat biru sehingga pajak bisa lebih ringan – sumber gambar: kompas.com

5. Pajak Lebih Ringan

Mobil listrik murni dibebaskan dari pajak PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), membuatnya sangat menarik terutama untuk mobil mewah. Contohnya seperti BYD Denza D9, mobil ini memiliki kenyamana setara alphard, namun dengan harga pembelian dan biaya perawatan dan operasional yang lebih terjangkau.

Selain itu, beberapa model mobil listrik dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN tertentu) juga mendapatkan insentif PPN yang ditanggung pemeringah, yaitu hanya 1% atau bahkan 0%.

PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) untuk mobil listrik juga mendapatkan subsidi hingga hanya 10% dari tarif normal. Bahkan, di beberapa daerah bisa mendapatkan potongan harga hingga 0% mulai tahun 2025 menurut Permendagri No.6 Tahun 2023 dan UU Nomor 1 Tahun 2022.

Tidak hanya itu, mobil listrik juga tidak terkena pajak progresif. Pemilik lebih dari satu mobil listrik tidak dikenakan tarif pajak progresif seperti pada mobil bensin. Baik kendaraan kedua, ketiga, dan seterusnya tetap mendapatkan tarif PKB yang sama rendah.

BYD Denza D9 mobil listrik dengan kenyamanan ala Alphard namun dengan harga dan biaya operasional yang lebih terjangkau – sumber gambar: autoapp

Akhir Kata

Sekarang sudah tahu kan alasan mengapa untuk operasional, ternyata mobil listrik lebih hemat.

Meski biaya operasional yang lebih ramah di kantong, namun perlu diingat bahwa baterai mobil listrik menjadi komponen yang cukup mahal. Jadi, jangan terlena hingga lupa menabung jika sewaktu-waktu membutuhkan pergantian baterai mobil listrik.

Jadi, apakah Anda tertarik untuk beli mobil listrik?


Artikel diambil dari sumber di internet, jika ada kesalahan kata, fakta, dan data, mohon sampaikan di kolom komentar di bawah atau melalui media sosial Jejakban di Instagram @jejakban.id maupun melalui email info@jejakban.id


Post Comment