Daftar Sparepart Fast Moving di Sepeda Motor, Catat Kilometernya!
Bagi biker yang baca buku pedoman pemilik kendaraan bermotor, pasti sudah tahu sparepart fast moving di sepeda motornya.
Eits, fast moving di sini bukan berarti yang secara harfiah bergerak dengan cepat, sepeti piston yang bisa bergerak naik turun hingga kecepatan 21m/s ya.
Tapi komponen fast moving dalam kendaraan berarti sparepart yang memiliki masa pakai relatif singkat, sekitar 5000 km hingga 45.000 km saja. Julukan fast moving disematkan karena perputarannya di gudang suku cadang yang cukup cepat.
Berbeda dengan “slow moving sparepart” seperti ring piston, rantai keteng, atau water pump yang bisa bertahan hingga 100.000 km atau bahkan lebih.
Fast moving part ini selain bisa didapatkan dari dealer ATPM, bisa juga memilih sparepart OEM dan aftermarket. Misalnya ada Sparepart Federal Motor yang menyediakan sparepart dengan harga yang ramah kantong, namun kualitas tetap terjamin.
Sebelumnya perlu dicermati bahwa masing-masing estimasi masa penggunaan ini bisa berbeda-beda untuk tiap model sepeda motor. Selain itu, gaya berkendara dan kondisi di lapangan juga turut berpengaruh dalam keawetan sparepart.
1. Filter Oli
Tidak semua sepeda motor dibekali dengan filter oli, namun bagi yang motornya pakai filter oli, harap diperhatikan untuk mengganti bagian ini secara rutin. Khususnya untuk sepeda motor yang menggunakan filter oli elemen kertas.

Filter oli memiliki fungsi untuk menyaring oli dari kotoran dan gram besi yang larut dalam oli. Dengan adanya sparepart ini, oli yang melumasi mesin bisa bekerja dengan optimal tanpa kotoran.
Umumnya filter oli diganti setiap kurang lebih 5000 km atau setiap 2 kali ganti oli. Ini berlaku untuk motor yang menggunakan filter oli dengan elemen kertas.

Sementara beberapa motor lama yang menggunakan filter oli dengan bahan stainless, bisa dengan dibersihkan saja. Misalnya pada motor Yamaha Scorpio, filter oli bisa dilepas dan dibersihkan dengan mudah. Namun pada motor seperti Honda Supra, untuk membersihkan filter mesin harus melakukan bongkar mesin terlebih dahulu.
2. Busi
Busi menjadi komponen yang cukup penting dalam mesin, tidak heran ketika busi kotor mesin jadi susah distarter.
Busi umumnya mulai diganti ketika gosong atau sudah lemah. Busi gosong ini kerap menjadi tanda adanya kebocoran kompresi. Sementara busi yang lemah umumnya disebabkan karena elektroda yang sudah berkurang.

Masa pakai busi sendiri dipengaurhi oleh bahan elektroda dan gaya berkendara. Busi standar motor umumnya memiliki masa pakai antara 12.500 hingga 50.000 km, atau kurang lebih sekitar 1 tahun hingga 3 tahun.
Masing-masing pabrikan membekali motornya dengan beragam jenis busi, seperti busi nikel, platinum, dan iridium. Busi iridium umumnya memiliki masa pakai hingga satu tahun, sementara busi platinum bisa memiliki masa pakai yang lebih lama, namun dengan performa yang tidak sebaik busi iridium.
Pahami spesifikasi busi panas dan busi dingin sekaligus bahannya sebelum substitusi busi untuk motor lain.
3. Kampas Rem
Bagi yang sering rem mendadak, siap-siap ganti kampas remnya lebih cepat. Ketika tuas rem ditekan lebih keras untuk menghentikan kendaraan dalam kecepatan tinggi, maka material kampas rem akan lebih banyak terbuang.

Normalnya, kampas rem bisa digunakan hingga 30.000 km atau bisa bertahan hingga 2 tahun. Namun ini juga sangat bergantung dengan gaya berkendara.
Terkadang, kampas rem memang masih tebal, tetapi kondisinya sudah gosong dan keras. Kondisi ini menyebabkan pengereman menjadi kurang pakem. Mengganti kampas ketika sudah keras meskipun kampas sudah tebal bisa memperpanjang umur cakram dan drum.
4. Filter Udara
Sering diremehkan, namun filter udara menjadi salah satu komponen yang bisa menjaga keawetan mesin dalam jangka panjang. Menjalankan mesin tanpa filter udara memungkinkan partikel kotoran untuk masuk ke karburator/throttle body dan ruang bakar.
Hasilnya, ruang bakar bisa lebih cepat kotor. Dampaknya, ring piston jadi terkikis lebih cepat karena harus membersihkan partikulat yang masuk ke ruang bakar.
Sementara jika filter udara tidak kunjung diganti, maka asupan udara ke ruang bakar jadi berkurang. Akibatnya mesin jadi lebih boros dan tidak responsif.
Karenanya, filter udara umumnya dilakukan pengecekan setiap servis, dan penggantian dilakukan setiap 7500 km hingga 15.000 km, atau setidaknya setiap satu tahun sekali.

Daerah yang berdebu juga bisa membuat filter udara untuk diganti lebih cepat. Namun ini juga untuk keawetan mesin dalam jangka panjang.
Bagaimana jika filter udara hanya dibersihkan dengan semprotan angin? Semburan angin dari kompressor memang bisa menghilangkan tumpukan kotoran pada elemen filter udara kertas. Namun elemen filter udara kertas sejatinya didesain untuk digunakan sekali pakai saja.
Jika elemen kertas pada filter dibersihkan dan terkikis, daya filtrasinya bisa jadi berkurang, sehingga mengurangi efektifitasnya dalam menyaring udara.
5. Rantai dan Gear Roda
Sparepart lain yang juga cukup sering diganti adalah rantai dan gearnya. Jangan buru-buru memvonis rantai minta ganti ketika rantai kendor, karena motor sport dan motor bebek umumnya bisa distel stelan rantainya dengan memundurkan roda belakang.
Tapi ketika rantai molor dan roda belakang sudah di posisi yang tidak bisa dimundurkan lagi, artinya rantai minta diganti. Tidak jarang, rantai lebih dulu mulur sementara gear roda masih belum aus.

Beberapa pabrikan merekomendasikan untuk pergantian gear dan rantainya setiap 45.000 km. Tapi tingkat kemuluran rantai dan keausan gear ini juga sangat bergantung dengan cara berkendara.
Hindari akselerasi yang berlebihan untuk memperpanjang masa pakai rantai. Ketika sudah mulur, jangan dipaksakan karena ketika putus di jalan, rantai bisa menghantam bagian lain, termasuk crankcase.
6. Kampas Kopling
Meski tidak terlihat, kampas kopling sering kali jadi biang kerok ketika tarikan motor loyo, terutama ketika di tanjakan. Ketika kampas kopling sudah habis atau keras, akhirnya besi beradu dengan besi, sehingga transfer daya dari mesin ke roda belakang tidak berlangsung sempurna.
Kondisi ini sering disebut slip kopling. Slip kopling bisa disebabkan karena kampas yang memang sudah habis atau keras, bisa juga disebabkan karena spesifikasi oli yang tidak tepat.

Biasanya kampas pada motor bebek dan sport perlu diganti ketika menginjak kilometer 20.000. Namun bagi pengguna yang bisa memainkan kopling dengan halus, masa pakai bisa lebih panjang hingga 40.000 km atau bahkan lebih.
Pada motor matic, kampas koplingnya tidak terkena oli. Alih alih menggunakan kampas kopling kepingan layaknya motor bebek dan motor sport, motor matic umumnya menggunakan kampas kopling CVT atau kampas kopling centrifugal. Direkomendasikan untuk mengganti kampas kopling motor matic setiap 25.000 km.
Jangan lupa untuk melakukan pembersihan pada area CVT untuk menghindari suara gredek-gredek pada motor matic.
7. CVT Belt
Tidak jauh berbeda dengan kampas koplingnya, CVT Belt motor matic biasanya minta diganti ketika sudah mencapai 25.000 km atau kurang lebih 2 tahun. Namun ini juga sangat bergantung dengan cara berkendara.

Selain pembawaan motor dengan akselerasi yang tidak berlebihan, CVT Belt bisa lebih awet dengan treatment seperti penggunaan conditioner yang dioleskan pada karet CVT.
8. Roller CVT
Sekali bonkgar CVT untuk penggantian CVT Belt, sekalian ganti juga roller CVT karena masa pakainya umumnya juga berkisar di 25.000 km.

Roller CVT yang sudah peang atau tidak berbentuk lingkaran akan menghambat gerak mangkuk CVT, sehingga membuat akselerasi motor tidak lancar.
9. Aki
Aki menjadi alat untuk menampung listrik yang dihasilkan dari magnet dan spul yang diatur oleh kiprok/regulator. Ketika kondisi aki tidak sehat, maka motor jadi sulit untuk distarter dengan electric starter. Selain itu, lampu bolam dan suara klakson jadi terdengar lemah.

Aki motor bawaan pabrik umumnya bisa bertahan antara 3-5 tahun atau sekitar 50.000 km. Selain itu, ada juga aki aftermarket dengan kualitas dan teknologi yang beragam.
Kondisi kelistrikan yang optimal juga bisa menjaga performa motor, dengan memastika busi dan CDI/ECU berfungsi dengan optimal.
10. Ban
Kalau ban yang sudah tipis, pasti sudah pada tahu kan seperti apa rupanya?
Ban motor umumnya bisa digunakan hingga 3 tahun atau sekitar 45000 km. Tapi untuk ban motor matic yang mana memiliki lingkar ban yang kecil, biasanya lebih cepat tipis.

Di pasaran, jenis ban sendiri cukup bervariatif. untuk jenis medium compound memang memiliki cengkraman ke aspal yang lebih lengket. Namun, jenis ban ini bakal lebih cepat habis.
Akhir Kata
Itu dia 10 komponen fast moving part yang perlu diketahui bagi pemilik motor. Dengan melakukan pengecekan dan penggantian sparepart sebelum part tersebut benar-benar habis atau rusak, maka resiko terhadap hal-hal yang tidak diinginkan bisa diminimalisir.
Jadi, ketika service rutin, jangan kaget kalau kemudian dikabari perlu penggantian sparepart ini. Karena bisa jadi sparepart sudah mengalami penurunan fungsi, meskipun masih bisa digunakan.
Percayakan sparepart fast moving sepeda motor pada Astra Federal. Meskipun lebih terjangkau dari part OEM ATPM, namun jaminan part kualitas Astra tidak perlu diragukan lagi.
Jangan ragu untuk tinggalkan komentar di bawah ini. Ikuti juga sosial media www.instagram.com/jejakban.id/ atau x.com/jejakban
referensi: Banyak yang Belum Paham, Apa Saja Komponen Fast Moving pada Motor – https://otomotif.kompas.com/read/2020/07/22/120200815/banyak-yang-belum-paham-apa-saja-komponen-fast-moving-pada-motor
Post Comment