Teknologi AIS (Air Induction System) Apakah Menguntungkan atau Merugikan?
jejakban.id – bagi yang pernah ganti ke knalpot racing, kemudian nembak-nembak, banyak mekanik yang menjadikan Teknologi AIS sebagai biang kerok.
Hal ini menyebabkan banyak yang menyalahkan AIS (Air Induction System) dan menganggapnya membawa lebih banyak kerugian terhadap mesin. Memang, AIS ini membuat mesin menjadi lebih rumit di mata mekanik.
Namun kehadiran Teknologi AIS ini sejatinya sudah dipertimbangkan dengan sangat matang oleh insinyur Jepang sebagai teknologi untuk memaksimalkan kinerja mesin.
Keuntungan AIS Pada Mesin
Insinyur pabrikan besar sudah memperhitungkan dengan sedemikian rupa mengenai konfigurasi saluran antar ruang udara di dalam mesin.
Dengan sistem induksi udara yang dirancang dengan baik, efisiensi mesin jadi bisa meningkat. Setiap tetes bahan bakar bisa terbakar dengan lebih sempurna dengan konversi energi yang lebih baik.

Tidak hanya itu, selain membuat mesin jadi lebih irit, mesin juga menjadi lebih responsif dan halus. Insinyur pabrikan telah melakukan proses Research & Development yang panjang sehingga memastikan Teknologi AIS ini membuat mesin lebih awet dan nyaman untuk dikemudikan maupun dikendarai.
Cara Kerja Teknologi AIS
AIS bekerja dengan menghubungkan saluran intake dengan saluran buangan. Pada mesin 4 Tak, AIS juga bekerja dengan menghubungkan saluran intake dengan dengan ruang crankcase.
Insinyur pabrikan Jepang telah merancang bagaimana tekanan dari crankcase dan exhaust bisa tersalurkan ke saluran intake. Dengan begitu, tiap tetes dari bahan bakar bisa terkonversi untuk memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih baik.

Efeknya Jika AIS dinonaktifkan
Pastinya, efek ketika AIS dinonaktifkan adalah konsumsi bahan bakar yang jadi lebih boros dan kenyamanan berkendara yang terkompromi.
Namun pada motor tua teknologi AIS ini kerap kali sudah tidak bekerja dengan optimal. Saluran AIS kerap kali mengalami kerusakan karena kebocoran saluran.

Karenanya, mekanik seringkali menonaktifkan sistem ini pada motor tua. Ketika dinonaktifkan, sistem ini memang bisa membuat mesin jadi lebih boros. Tapi ada juga keuntungan yang bisa didapatkan.
- mesin jadi lebih tahan terhadap overheat
- mengurangi gejala nembak-nembak pada knalpot
- powerband mesin yang lebih baik
Mungkin masih ada keuntungan lain yang bisa ditambahkan, sampaikan di kolom komentar, ya.

image credit: yt kebumen motor 1 channel
Akhir Kata
Itu dia pembahasan singkat mengenai Teknologi AIS yang kerap diterapkan pada motor dan mobil Jepang. Namun sebenarnya teknologi ini tidak terbatas pada motor Jepang saja.
Pabrikan mobil Jerman dan Amerika Serikat juga memiliki sistem serupa, tentunya dengan skema dan racikan rahasia dapurnya masing-masing.
Misalnya saja, pada mesin Diesel dikenal sistem EGR (Engine Gas Recirculation) yang bisa membantu menurunkan emisi gas buang. Sementara pada motor Yamaha 2 Tak dikenal juga teknologi YEIS (Yamaha Energy Induction System).
Sekarang, sudah mengerti kan mengenai teknologi AIS pada motor dan mobil bensin? Semoga artikel ini bisa membantu. -hm
Artikel diambil dari berbagai sumber di internet, jika ada kesalahan kata, fakta, dan data, mohon sampaikan di kolom komentar di bawah atau melalui media sosial Jejakban di Instagram @jejakban.id maupun melalui email info@jejakban.id
Post Comment